Kegiatan Buka Puasa Bersama

Buka Puasa Bersama di Masjid Agung Al Mujahidin Selong
Di bawah langit sore yang berwarna jingga, suasana tenang menyelimuti kota Selong. Masjid Agung Al Mujahidin, dengan kubah besar dan menara yang menjulang tinggi, berdiri megah di tengah kota. Setiap sudut masjid ini membawa kedamaian bagi siapa saja yang datang, apalagi pada bulan Ramadan. Hari itu, seperti biasa, para jemaah di masjid ini akan melaksanakan buka puasa bersama. Momen ini selalu menjadi tradisi yang dinanti, menyatukan umat dengan kebersamaan, dan merayakan berakhirnya waktu berpuasa dengan penuh rasa syukur.
Sejak sore, masjid ini sudah ramai dengan kedatangan jemaah dari berbagai kalangan. Ada yang datang dengan keluarga, ada pula yang datang sendirian. Mereka berjalan dengan langkah tenang menuju pintu masjid, saling menyapa satu sama lain dengan senyuman hangat, mencerminkan kebersamaan yang terjalin erat. Suara langkah mereka terdengar lantang di antara dinding masjid yang kokoh, seolah mengiringi kehadiran mereka untuk berbuka puasa bersama.
Dari luar, aroma masakan khas Ramadan mulai tercium. Di dalam halaman masjid, beberapa ibu rumah tangga dan relawan masjid sedang sibuk menata meja dan menyiapkan hidangan buka puasa. Di atas meja panjang yang tertata rapi, terlihat piring-piring kecil berisi kurma segar. Kurma, yang selalu menjadi menu utama dalam buka puasa, terlihat menggoda. Ada pula beberapa gelas air teh hangat, dan gelas air putih yang siap menyegarkan para jemaah yang telah menahan haus seharian. Tak ketinggalan, jajanan kecil seperti kue cubir, pisang goreng, dan tahu isi juga terhampar, menyemarakkan meja tersebut.
Di sisi lain, beberapa anak kecil berlarian dengan riang, mengambil posisi di dekat meja hidangan, dengan mata berbinar-binar melihat berbagai macam jajanan yang mengundang selera. Orang tua mereka dengan sabar mengawasi, memastikan anak-anak mereka mengambil secukupnya, agar semuanya bisa berbagi. Tentu saja, momen seperti ini tak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang berbagi dan mempererat silaturahmi antar sesama.
Tak jauh dari tempat hidangan, seorang imam masjid tampak tengah berdiskusi dengan beberapa pengurus masjid mengenai teknis pelaksanaan buka puasa bersama. Mereka memastikan semuanya siap, mulai dari pembagian makanan, penyajian, hingga pengaturan tempat duduk. Suasana di masjid begitu rapi dan tertata, seolah mencerminkan betapa seriusnya mereka mengatur acara ini, namun juga penuh dengan rasa syukur dan kebersamaan.
Sementara itu, di dalam masjid, jemaah mulai berdatangan, mengenakan pakaian rapi dan tertutup. Mereka terlihat saling berbicara, berbagi cerita tentang kegiatan seharian mereka, dan tentunya, tentang pengalaman berpuasa yang sudah mereka jalani. Para lansia, dengan hati-hati, mencari tempat duduk yang nyaman di dekat meja hidangan, sementara para remaja dan anak-anak berlarian mencari teman-teman mereka. Semua tampak begitu ceria, meskipun masing-masing mungkin merasa kelelahan karena seharian menahan lapar dan dahaga.
Tepat pukul 18:35, suara adzan Maghrib berkumandang dari pengeras suara masjid. Suara itu begitu merdu, mengingatkan setiap jemaah bahwa waktu berbuka telah tiba. Semua orang segera berhenti berbicara dan mengangkat tangan untuk berdoa, memohon agar apa yang mereka konsumsi bermanfaat dan membawa berkah. Dengan suara yang serempak, mereka mengucapkan doa berbuka puasa. “Ya Allah, aku berbuka puasa dengan apa yang Engkau berikan kepada kami. Semoga berkah dan rahmat-Mu senantiasa tercurah.” Setelah doa selesai, mereka mulai meraih kurma yang sudah disediakan.
Kurma yang manis itu terasa begitu nikmat, memberi energi setelah berpuasa seharian. Setiap gigitan seolah mengingatkan mereka akan betapa besar nikmat yang diberikan Allah SWT. Ada yang menambah dengan tegukan air teh hangat, dan ada pula yang memilih air putih untuk menghilangkan dahaga. Suasana semakin terasa hangat, karena semua orang berbuka dengan penuh rasa syukur, tanpa membeda-bedakan siapa pun. Semua duduk berdampingan, menikmati hidangan sederhana yang telah disiapkan dengan penuh ketulusan.
Di tengah momen tersebut, tampak beberapa anak kecil yang penuh semangat menikmati jajanan kecil yang ada. Mereka berlarian, membawa piring berisi gorengan, kue cubir, dan rempeyek, sambil tertawa riang. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat anak-anak mereka yang begitu menikmati momen kebersamaan ini. Saling berbagi dan bersenang-senang, itulah esensi dari buka puasa bersama di masjid.
Setelah beberapa menit menikmati makanan, suasana kembali terasa hening. Jemaah pun mulai berdiri untuk melaksanakan shalat Maghrib berjamaah. Imam masjid sudah siap di mihrab, sementara para jemaah lainnya berbaris dengan rapi, siap mengikuti shalat. Setelah shalat, mereka pun duduk kembali, menyambung kembali percakapan mereka dengan lebih akrab. Ada yang berbicara tentang pengalaman berpuasa tahun ini, ada yang menceritakan kisah-kisah menarik, dan ada pula yang berbincang tentang harapan mereka untuk hari-hari yang akan datang.
Buka puasa bersama di Masjid Agung Al Mujahidin Selong selalu menjadi momen istimewa. Meski menu yang disajikan sederhana—kurma, air teh, air putih, dan jajanan kecil—tetapi kebersamaan yang tercipta begitu berarti. Ini bukan hanya sekadar berbuka puasa, tetapi juga kesempatan untuk saling berbagi, menjaga silaturahmi, dan mengingatkan satu sama lain akan pentingnya rasa syukur. Di tempat ini, tak ada yang merasa asing. Semua merasa seperti keluarga, yang saling menjaga dan mendukung.
Buka puasa bersama ini selesai dengan doa dan harapan. Semoga setiap amal ibadah yang dilakukan selama Ramadan diterima oleh Allah, dan semua jemaah diberikan keberkahan dalam hidup mereka. Suasana penuh kedamaian terus mengalir di Masjid Agung Al Mujahidin Selong, menyisakan kenangan manis yang akan dikenang setiap tahunnya. Bukan hanya karena hidangan lezat yang disajikan, tetapi karena makna kebersamaan yang terasa dalam setiap langkah, setiap senyuman, dan setiap doa yang dipanjatkan.